Toba | Konstruktif.id – Situasi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia sangat berdampak terhadap semua pergumulan hidup manusia di seluruh dunia, dan juga Indonesia tidak luput dari sasaran pandemi Covid-19 tersebut.
Dalam system pendidikan nasional juga sangat berdampak terhadap proses belajar mengajar.
Hal ini jelas dengan peraturan dari pemerintah yang masih belum memperbolehkan proses belajar mengajar dengan tatap muka.
Seperti yang terjadi di Desa Janjimaria Kecamatan Borbor, saat kunjungan liputan dari konstruktif.id, Senin (27/07/2020) nampak pemandangan yang sangat memprihatinkan.
Karena signal yang tidak ada di desa itu anak-anak terpaksa naik ke perbukitan yang ada signal dengan jarak kurang lebih 10 km dari desa mereka.
Saat anak-anak belajar dengan berkumpul kebetulan orang dari PT TOBA PULP LESTARI melintas dan melihat situasi anak-anak belajar, jadi datanglah bantuan mendirikan tenda darurat, yang terbuat dari plastik dengan tiang penyanggah dari kayu bulat yang ada di sekitar perkampungan mereka.
Hal ini dikatakan Sripina boru Pasaribu (23) yang memanfaatkan situasi untuk berjualan saat anak-anak belajar.
Jumlah anak-anak yang belajar terkadang mencapai 30 orang, kata Sripina.
Anak didik yang sedang belajar, hingga saat ini tidak pernah ada bantuan paket pulsa dari pihak sekolah,nsehingga tidak jarang orang tua0 mengeluh, akibat harus minta duit buat membeli paket.
Jadi harapan kami mohon dibantu paket agar anak-anak bisa belajar dengan baik, kata Shella Nivia, siswi SMP Negeri 4 Laguboti, yang didampingi Trisa boru Pasaribu siswi SMP Negeri 2 Borbor, Gresia Siadari siswi SMP Negeri 1 Balige, dan Fitri Siadari siswi SMP Negeri 1 Balige.
Salah seorang aparat pemerintahan desa yang tidak mau namanya diberitakan juga mengatakan dengan situasi belajar di rumah biaya anak-anak semakin besar, terkadang paket pulsa Rp50.000 rupiah cuman bisa tiga hari, katanya. (bt)