Balige | Konstruktif.id
Sebastian Hutabarat bebas setelah sebulan dipaksa mendekam di bui setelah dijatuhi vonis satu bulan penjara di tingkat banding karena dinilai terbukti menghina pemilik tambang galian C di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Sebastian ditahan di Pangururan Kab Samosir, Kamis(4/2) dan telah pula kembali ke markasnya Pizza Andaliman di Balige Kabupaten Toba, Jumat sore (5/2).
“Memberjuangkan kebenaran dan kebaikan di Jalan Tuhan, berat dan berliku,” kata Sebastian saat ditemui Konstruktif di markasnya Pizza Andaliman, Jl Patuan Anggi Balige, Jumat malam (5/2).
Kabar bebasnya Sebastian disambut gempita dan gembira oleh kalangan aktifis di seantero. Ucapan selamat, bahkan keinginan untuk bertemu Sebastian pasca bebas diharap oleh banyak orang di media sosial.
Saya sendiri yang sejak awal kasus ini aktif mengikuti dan bahkan berupaya masuk dalam barisan menolak kriminalisasi terhadap aktifis lingkungan seperti Sebastian, berkeinginan kuat untuk segera bertemu.
Beruntung, saya saat lewat Balige menuju Tarutung berkesempatan menemui langsung Sang Pejuang ini.
“Aku turun. Kita bisa obrol sebentar,” katanya lewat telepon selularnya.
Tidak tampak rona wajah kecewa, marah atau malas. Sebastian yang kukenal sejak dulu bersahaja, tenang dan tajam, tetap menunjukkan aslinya. Penjara, tidak berarti apa-apa buat Sebastian.
“Saya banyak mencatat suka duka orang di penjara. Mereka masuk bui dengan berbagai kasus. Saya melihat betapa penegakan hukum masih suatu keprihatinan di daerah kita ini, walau di bawah pemerintahan Jokowi sekalipun,” terang Sebastian.
Pertemuan singkat dengan Sebastian, walau sebentar tetapi sangat bermakna bagi saya. Pandemi Covid-19 memaksa kami menjaga jarak dan menyempatkan membeli Pizza Andaliman untuk kami cicipi di perjalanan ke Tarutung.
Selamat atas kebebasanmu Bung Sebastian Hutabarat, Sang Pejuang. (Poltak Simanjuntak).
