SIANTAR | Konstruktif. Id
Seorang anak sekolah dasar (SD) di Kota Siantar, lemas usai menerima vaksin Covid-19. Dinas Kesehatan Kota Siantar menyebut anak tersebut sebelumnya sudah dilakukan screening sebelum diberi vaksin.
Peristiwa yang terjadi pada Kamis (13/1/2022) itu, terungkap melalui sebuah video yang beredar di media sosial. Dalam video tampak bocah tersebut digendong seorang anggota kepolisian.
Digendong dari pinggir jalan, lalu dibawa ke balai bolon Lapangan Haji Adam Malik Kota Siantar, yang memang tengah berlangsung vaksinasi terhadap pelajar SD.
Dalam video tampak bocah itu dibaringkan di sebuah meja, kemudian kancing bajunya dibuka. Seorang dokter memeriksa kondisinya.
Terkait kejadian itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Siantar dr Ronald Saragih mengatakan, anak tersebut lemas setelah divaksin dan itu kata dia, tidak ada masalah. Dia berkilah, sebelum divaksin terhadap si anak sudah dilakukan screening terlebih dahulu.
“Setelah divaksin, si anak lemas saat mau masuk ke dalam mobil. Memang kata orang tuanya sering ketakutan kalau di tempat ramai,” ujar Ronal saat dihubungi, Minggu (16/1/2022), dikutip siantar 24 jam.
Dikatakan, setelah kejadian lemas usai divaksin, anak SD tersebut tetap dalam pemantauan petugas kesehatan.
“Jadi saat ini anak itu tengah dipantau petugas puskesmas dan juga klinik dari Polres. Tidak ada lagi masalah. Si anak sudah kami pantau. Ya, mungkin dia mau disuntik sudah ketakutan, anak-anak kan sering begitu. Makanya selalu kita terapkan pendampingan orang tua saat akan divaksin,” katanya.
Seakan ingin menegaskan, Ronald menyampaikan, kejadian itu tidak menjadi masalah.
“Aturannya ini tidak jadi masalah. Ini jadi masalah pulak, ditaruh di atas meja langsung dibukain bajunya. Ya dibukalah bajunya biar lancar sirkulasi. Dilonggarkan ikat pinggangnya, biar lancar sirkulasi (pernapasan),” ujarnya.
Dia memastikan anak tersebut tidak memiliki riwayat penyakit, sehingga bisa dilakukan vaksinasi. “Ya kira-kira begitu lah, si anak takut keramaian. Kalau cerita dari orang tuanya memang gitu. Si anak tidak suka tempat keramaian,” jelasnya. (*/Gabriel Simanjuntak)