Tapanuli Utara | Kostruktif.id
Perusahaan energi panas bumi (geo thermal energi) Sarulla Operation Limited (SOL) atensi balita penderita gizi kurang dan ibu hamil kekurangan energi kronis atau KEK di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Sebagai upaya lebih lanjut dalam pencegahan stunting dan permasalahan gizi, khususnya di desa-desa sekitar proyek SOL – maka, sosialisasi tentang pencegahan stunting sejak dini diberikan kepada 250 orang yang terdiri ibu balita, ibu hamil, dan kader posyandu di 19 desa terdampak SOL di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu yang dilaksanakan sejak 23 – 31 Maret 2022 bersama dengan bidang gizi Puskesmas Sarulla, Puskesamas Onan Hasang, dan Ketua PKK Kecamatan Pahae Julu.
Industan Sitompul selaku Humas eksternal SOL mengatakan, kepedulian itu dilakukan berawal ditemukannya beberapa kasus balita gizi kurang dan Ibu hamil KEK (kekurangan energi kronis) di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu.
Kata Industan, suksesnya program itu tidak lepas dari kerjasama tim CSR Sarulla Operation Limited dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara dengan cara melakukan intervensi selama 3 bulan.
“Untuk membantu menangani masalah ini, SOL dan Dinkes telah melakukan pemulihan gizi selama 3 bulan pada bulan September hingga Desember 2021 dan dipantau rutin oleh Bidan Desa setempat,” kata Industan di Tarutung, Senin (11/4).
Dijelaskan, hasilnya 19 balita dari total 22 anak saat ini sudah memiliki berat badan normal dan mengalami perubahan status gizi menjadi gizi baik. Sedangkan 3 balita lainnya sudah memiliki peningkatan berat badan walaupun tidak signifikan dan statusnya masih sama karena adanya kondisi bawaan.
“Demikian juga perkembangan 2 dari 3 ibu hamil kekurangan energi kronis saat ini memiliki status gizi baik, sedangkan 1 ibu lainnya tidak mengalami kenaikan berat badan yang disebabkan oleh kondisi bawaan,” terang Industan.
Industan mengatakan untuk bahan intervensi itu, tim CSR Sarulla Operations Limited dan bidang gizi dinas Kesehatan Tapanuli Utara memilih potensi bahan daun pohon kelor yang diolah menjadi kue kering sebagai salah satu komponen makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan ibu hamil kekurangan energi kronis.
“Hal tersebut telah berhasil menunjukkan dampak yang baik dalam pemulihan kasus gizi buruk secara signifikan. Pemanfaatan daun kelor yang diinisiasi oleh bagian gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara,” ungkap Industan.
Dijelaskan, program itu telah membawa Tapanuli Utara sebagai kabupaten yang memiliki inovasi untuk program gizi pada Hari Kesehatan Nasional pada November 2021 di tingkat Provinsi.
“Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi dan kemitraan antara SOL dan Dinas Kesehat Taput telah memberikan dampak yang baik dalam mengatasi masalah malnutrisi di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu,” jelasnya.
Industan menyebut karena potensi daun pohon kelor telah terbukti sebagai bahan makanan pencegahan gizi buruk, pihaknya telah menginisiasi penyaluran bibit kepada warga untuk dimanfaatkan.
“Sebanyak 100 bibit kelor didistribusikan ke 19 desa, di Kecamatan Pahae Julu dan Pahae Jae pada Bulan Desember 2021. Bibit ini diharapkan dapat dikembangkan dan dikelola oleh pemerintah desa,” terang Industan.
Sebagai upaya lebih lanjut dalam pencegahan stunting dan permasalahan gizi di daerah itu, kata Industan, sosialisasi tentang pencegahan stunting sejak dini intens diberikan di tengah warga sekitar lingkungan perusahaan.
“Sosialisasi sudah dilakukan kepada 250 orang yang terdiri dari ibu balita, ibu hamil, dan kader posyandu di 19 desa terdampak SOL di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu sejak 23 – 31 Maret 2022 bersama dengan bidang gizi Puskesmas Sarulla, Puskesamas Onan Hasang, dan Ketua PKK Kecamatan Pahae Julu,” katanya.( Jumpa Manullang).