Konstruktif News
Senin, 2 Juni 2025
No Result
View All Result
  • News
    • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Regional/Daerah
    • Medan
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Hiburan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Profil
  • Sehat
  • Seremoni
  • Video
  • Viral
Konstruktif News
No Result
View All Result
Konstruktif News
No Result
View All Result
  • News
  • Peristiwa
  • Regional/Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Hiburan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Video
  • Viral
Home News Internasional

Boru Batak Asal Parapat Ini Jadi Garda Terdepan Lawan Covid-19 di Jerman

redaksi Penulis: redaksi
2 Mei 2020 | 17:05 WIB
Rubrik: Internasional
0
ADVERTISEMENT

Boru Batak Asal Parapat Ini Jadi Garda Terdepan Lawan Covid-19 di Jerman

Luar Negeri / Konstruktif. id

Perempuan asal Parapat, Sumatera Utara, Marintan Pakpahan menjadi garde terdepan untuk menghempang virus corona di Rumah Sakit Malteser, di Kota Bonn, Jerman. Marintan berprofesi sebagai dokter.

Mulai dari ditolak tes corona, hingga bekerja tanpa istirahat, inilah kisah-kisah petugas medis Indonesia yang menjadi ‘penjaga gawang’ di rumah sakit-rumah sakit di Jerman.

“Saya tidak takut terkena virus corona, yang saya khawatirkan adalah jika saya membawa virus itu ke rumah, karena ibu mertua saya sudah tua. Belum lagi ada lansia pula di gedung kediaman saya,” tutur Marintan Pakpahan.

Marintan Pakpahan baru saja membuka pintu rumahnya, sepulang bekerja, dan langsung melayani wawancara dari Deutsche Welle tanpa mengeluh atau menunda janji interview, karena menurutnya penting membagikan informasi seputar virus COVID-19 yang kini telah menjadi pandemi di berbagai belahan dunia.

“Bukan cuma mereka yang lanjut usia yang terpapar virus. Di rumah sakit tempat saya bekerja juga ada anak-anak muda yang terkena virus corona. Keluhan yang sering mereka sampaikan adalah nyeri di dada, selain gejala-gejala khas COVID-19 lainnya,” ujar Marintan Pakpahan kepada DW sambil mengusap peluh di wajanya.

Gejala-gelaja umum yang ia maksud adalah sesak nafas, sakit kepala, nyeri sendi, demam, dan batuk. Gejala-gejala seperti ini pula yang ditangani Dokter Debi Frina Simanjuntak. Ia bekerja di sebuah rumah sakit di Kota Olpe, Jerman.

“Pasien yang datang dengan gejala batuk dan demam akan diseleksi di Unit Gawat Darurat (UGD),” jelas Debi.

“Jika pasien yang kami cek memenuhi kriteria, dimasukan ke rawat inap — atau stasiun intensif jika si pasien mengalami gagal nafas. Salah satu kriterianya adalah tingkat kesadaran pasien, urea di dalam darah, frekuensi nafas per menit, tekanan darahnya dan usia di atas 65 tahun. Jika hasil tes darahnya di laboratorium memburuk, maka akan dimasukan ke ruang intensif,” tambahnya.

Debi Frina Simanjuntak menjelaskan, pasien diperiksa lagi dengan seksama apakah ada bakteri lain di tubuhnya yang membutuhkan antibiotika.

“Paru-paru pasien juga dicek dengan alat rontgen dan menjalani tes swab polymerase chain reaction (PCR) dengan diambil lendir dari tenggorokan paling dalam.“

Untuk memutuskan apakah si pasien akan menjalani rawat inap atau tidak, menurut Debi, biasanya dilihat dari kesadaran pasien.

“Yang mengalami rawat inap biasanya pasien yang berusia tua, membutuhkan oksigen, dan tidak ada yang merawat. Untuk pasien yang tinggal di panti jompo biasanya ada yang merawat dan jika dilihat kondisinya sudah stabil maka bisa dipulangkan meski masih positif COVID-19,“ papar Debi yang telah berkarier sebagai dokter di Jerman sejak lima tahun silam.

Penanganan dilakukan tergantung gejala yang dialami pasien. Banyak pasien yang sudah membawa penyakit bawaan, bahkan harus diiinkubasi.

“Untuk gejala ringan, bisa istirahat di rumah, minum sup, dan vitamin, lalu sembuh sendiri,“ paparnya.

Marintan Pakpahan menceritakan, di rumah sakit di mana ia merawat pasien, juga disediakan tenda.

“Jika ada yang diare, mencret, batuk, dokter dan suster ke tenda mengukur temperatur tubuhnya dan oksigen di dalam darah dan dokter juga memeriksa paru-parunya. Kita tanya juga apakah bisa pasien merawat diri sendiri di rumah. Namun kami tetap mencatat untuk keperluan statistik dan dilaporkan kepada pemerintah.“

Banyak operasi ditunda dan kurang tenaga medis

Saat ini di rumah sakit tempat Marintan bekerja, jumlah pasiennya sudah menurun.

“Sebelum pandemi, rumah sakit kami penuh. Kami kurang tenaga kerja dan sebagaimana diketahui masalah kurangnya tenaga medis ini sudah jadi masalah kronis.“

Bagi Marintan dan rekan-rekannya, pekerjaan yang dilakukan terasa lebih berat, karena setiap pasien harus diperlakukan khusus.

Kami benar-benar bolak-balik ganti baju pengaman, pakai lagi, periksa pasien, lepas lagi, kalau pun hanya untuk memberi minum pasien. Kami ganti alat pelindung diri bolak-balik demi keamanan kami dan pasien. Mungkin letihnya di situ. Bahkan kami bekerja tanpa istirahat,” pungkasnya.

Ketika para kru di rumah sakit tahu pandemi corona sudah sampai di Bonn, Jerman, banyak operasi kemudian ditunda.

“Kami hanya berkonsentrasi menangani yang mengalami gawat darurat dan positif corona. Operasi yang bisa ditunda, kami tunda. Tidak ada diagnosis yang terencana, semua mengalami penundaan,“ tutur Marintan yang berasal dari Desa Girsang di Parapat, Sumatera Utara dan sudah lebih dari satu dekade menjadi perawat di Jerman.

Menjadi petugas medis di saat wabah mengganas bagi sebagian petugas medis berarti mempertaruhkan nyawa.

Seorang dokter Indonesia yang bertugas di di rumah sakit Bernwart, Jerman bercerita bahwa ketika dirinya sedang bekerja di Unit Gawat Darurat di mana pasien datang dengan status tidak jelas, ia merasa risikonya lebih besar, apalagi tidak semua pasien datang dengan gejala yang klasik seperti demam, batuk atau apa yang khas disebut sebagai simtom covid-19.

“Dan jika kita tidak bertanya ke arah sana, misalnya kontak dengan orang yang positif COVID-19, maka tingkat kesulitannya besar. Tapi kalau sudah masuk ke stasiun COVID-19 malah saya jadi tahu sedang berhadapan dengan apa, jauh lebih gampang, karena kita bisa siapkan diri dengan alat pelindung diri yang lengkap, seperti hazmat, masker,“ papar Irwanto yang telah menjadi dokter di Jerman sejak tahun 2012. Saat diwawancarai DW di malam hari, ia baru saja pulang lembur.

Sementara itu Dokter Debi Frina Simanjuntak sempat mengalami gejala-gejala seperti yang dialami pasien COVID-19 pada umumnya, namun karena tidak menjalani pengetesan, ia mengaku tidak tahu apakah dirinya positif COVID-19 atau tidak, hingga akhirnya penyakitnya sembuh.

“Saat corona belum marak di Jerman, masih di bulan Januari, saya mengalami influenza, batuk, sesak nafas, lebih parah dari sebelumnya. Saya dua kali minta tes ke dokter umum tapi ditolak. Tapi kalau sekarang pasien datang dalam kondisi itu tentu langsung dites corona,“ pungkasnya.

Menjaga kehati-hatian dalam menghadapi wabah ini, menjadi pesan yang disampaikan Debi Frina. Hal serupa diingatkan juga oleh Irwanto Sudaryo. Meski corona nanti mereda, masyarakat disarankan untuk tidak lengah.

“Ketika melewati puncak wabah, yang penting tetap jaga jarak fisik satu sama lain dan menggunaan masker. Dengan menggunakan masker, maka risiko tertular lebih rendah daripada yang tidak menggunakannya, serta lebih aman untuk tidak keluar rumah dulu, meskipun wabah mereda,“ tandas Irwanto.

Irwanto juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah menerima begitu saja berita-berita atau informasi yang tidak atau belum valid kebenarannya.

“Misalnya waktu diberitakan obat malaria bisa menyembuhkan COVID-19, orang langsung memborong obat tersebut, padahal secara medis belum terbukti, yang ada malah bisa timbul efek samping. Begitu juga ketika Presiden AS, Donald Trump bilang disinfektan disuntikkan ke tubuh, wah itu berbahaya sekali,“ pungkasnya.  ( Riau online dan sudah terbit di Suara. Com.)

Share14TweetSendShareSharePin

Baca Juga

Kota di Suriah Porak-poranda Dihujani Bom, Pesawat Tempur dari Negara Ini Pelakunya
Internasional

Kota di Suriah Porak-poranda Dihujani Bom, Pesawat Tempur dari Negara Ini Pelakunya

Penulis: redaksi
3 Januari 2022 | 15:29 WIB

Konstruktif.id - Sebuah daerah di dekat kota Idlib, Suriah porak-poranda setelah dibombardir jet tempur. Peristiwa yang terjadi pada Minggu (2/1/2022), ini...

Read moreDetails
Internasional

Tanpa Penyambutan, Presiden Tiba di Tanah Air

Penulis: redaksi
5 November 2021 | 12:13 WIB

  Tangerang | Konstruktif.id Presiden Joko Widodo tiba di Indonesia pada Jumat pagi, 5 November 2021, usai melakukan kunjungan kerja...

Read moreDetails
Internasional

Dari Dubai, Presiden Pulang ke Tanah Air

Penulis: redaksi
5 November 2021 | 11:59 WIB

  Dubai | Konstruktif.id Presiden Joko Widodo mengakhiri lawatan kerja ke luar negerinya selama tujuh hari pada Kamis, 4 November...

Read moreDetails
Internasional

Saat Pangeran MBZ Temani Presiden Jokowi di Dubai Expo

Penulis: redaksi
5 November 2021 | 11:36 WIB

  Dubai | Konstruktif.id Ada yang menarik saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Dubai Expo pada Kamis, 4 November 2021....

Read moreDetails
Internasional

Presiden Jokowi Kunjungi Paviliun Indonesia dan PEA di Dubai Expo

Penulis: redaksi
5 November 2021 | 11:26 WIB

  Dubai | Konstruktif.id Dalam kunjungan kerjanya di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Kamis, 4 November 2021, Presiden Joko...

Read moreDetails
Internasional

Lawatan Presiden ke PEA Hasilkan Komitmen Bisnis dan Investasi USD32,7 Miliar

Penulis: redaksi
5 November 2021 | 10:02 WIB

  Dubai | Konstruktif.id Lawatan Presiden Joko Widodo ke Persatuan Emirat Arab (PEA) telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai...

Read moreDetails

Berita Terkini

Pematangsiantar

Cegah Guantibmas dan Premanisme Hingga Subuh, Sat Samapta Polres Pematangsiantar Patroli

29 Mei 2025 | 23:56 WIB
Pematangsiantar

Tindaklanjuti Laporan Masyarakat di Call Center 110, Polres Pematangsiantar Amankan Enam Remaja Diduga Tawuran

29 Mei 2025 | 23:52 WIB
Pematangsiantar

Polsek Siantar Marihat Laksanakan Sambang Pengusaha Catering, Sampaikan Himbauan Kamtibmas

29 Mei 2025 | 23:48 WIB
Pematangsiantar

Sat Lantas Polres Pematangsiantar Berikan Edukasi Tertib Berlalulintas Kepada Angkuran Odol

29 Mei 2025 | 23:45 WIB
Pematangsiantar

Sambangi Masyarakat, Sat Binmas Polres Pematangsiantar Sosialisasi 110 Dijalan Sang Naualuh

29 Mei 2025 | 23:42 WIB
Pematangsiantar

Kasat Binmas Polres Pematangsiantar Laksanakan Supervisi Fungsi Binmas di Polsek Siantar Timur

29 Mei 2025 | 23:39 WIB
Pematangsiantar

Miliki Satu Paket Sabu, Seorang Residivis Berhasil di Amankan Polres Pematangsiantar

29 Mei 2025 | 23:36 WIB
Pematangsiantar

Tindaklanjuti Laporan Masyarakat di Call Center 110, Polres Pematangsiantar Tidak Temukan Peredaran Narkoba di Jalan Wahidin

29 Mei 2025 | 23:32 WIB
Pematangsiantar

Wali Kota Pematangsiantar Diwakili Wakil Wali Kota Herlina Menghadiri Acara Milad Pertama MTS Kecamatan Siantar Martoba

29 Mei 2025 | 23:26 WIB
Pematangsiantar

Polsek Siantar Selatan Patroli di Tempat Objek Vital Antisipasi 3C dan Premanisme

29 Mei 2025 | 23:21 WIB
Pematangsiantar

Sambang di Stasiun Kereta Api, Sat Binmas Polres Pematangsiantar Sampaikan Pesan Kamtibmas

29 Mei 2025 | 23:18 WIB
Pematangsiantar

Polsek Siantar Marihat Sambangi Warga Tanam Bibit Padi Dukung Ketahanan Pangan

29 Mei 2025 | 23:15 WIB
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms

© 2020-2024 Konstruktif ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • News
    • Peristiwa
    • Nasional
    • Internasional
  • Regional/Daerah
    • Medan
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Hiburan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Profil
  • Sehat
  • Seremoni
  • Video
  • Viral

© 2020-2024 Konstruktif ID

rotasi barak berita hari ini danau toba