Pengakuan Risma Hendak Demo Rumah Sakit di Surabaya Seorang Diri, Kesal Pasien Covid-19 Telantar
SURABAYA, KOMPAS TV – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, sempat berencana melakukan demonstrasi karena banyak pasien positif Covid-19 tidak tertampung di rumah sakit. Namun, rencana unjuk rasa itu batal dilakukan Risma setelah pihak rumah sakit akhirnya menambah ruangan untuk bisa menampung warga Surabaya yang dinyatakan positif corona.
“Kemarin sampai aku mau demo, demo dewean (sendirian) aku. Akhirnya rumah sakit-rumah sakit itu (mau) ngasih beberapa tempat untuk warga Surabaya dengan menambah ruangan,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (20/4/2020).
Meski demikian, penambahan ruangan untuk pasien Covid-19 belum seluruhnya mampu menampung pasien corona yang saat ini sedang rawat jalan. Menurut Risma, apabila terdapat pasien positif corona tidak dirawat di rumah sakit, maka akan sulit untuk bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Seandainya seluruh pasien bisa dirawat di rumah sakit, Risma menyebut, setidaknya bisa memutus mata rantai penularan dan penyebaran corona di Surabaya.
Dengan demikian, mereka yang positif Covid-19 itu juga tidak kontak langsung dengan keluarga dan lingkungannya.
“Kita kan susah, katanya suruh memutus mata rantai penularan, gimana bisa motong (penyebaran corona) kalau (pasien positif) dirawat di rumah,” kata Risma. Penyebaran kasus positif Covid-19 di Surabaya diketahui cukup merata di 31 kecamatan dan jumlahnya tertinggi dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.
Namun, ternyata tidak semua pasien Covid-19 di Surabaya menjalani perawatan di rumah sakit. Risma menuturkan, sesuai data yang dimiliki Pemkot Surabaya, terdapat 116 pasien positif Covid-19 rawat jalan. Sedangkan 107 orang yang positif menjalani rawat inap di rumah sakit.
“Kemarin saya juga meminta rumah sakit menerima seluruh pasien positif. Di data kami, ada 116 pasien positif rawat jalan, kemudian 107 rawat inap. Karena rumah sakitnya enggak cukup, akhirnya (116 pasien) dirawat jalan,” kata Risma.
Bahkan, Risma sempat menelepon salah satu pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di rumahnya. Risma juga bertanya mengapa tidak diopname di rumah sakit.
Dia (pasien) itu bilang, ‘Ibu, katanya dokter enggak apa-apa (rawat jalan).’ Karena katanya dia gejalanya sesak nafas saja, bukan pneumonia. Tapi kalau gejala pneumonia, itu langsung otomatis harus dirawat di rumah sakit,” ujar Risma.
Risma berharap agar semua pasien positif Covid-19 di Surabaya bisa dirawat di rumah sakit. Sebab, pasien positif yang dirawat di rumah berpotensi menularkan virus kepada keluarganya.
“Karena kalau di rumah itu, ada yang negatif kemudian ada yang positif, dia yang negatif ngerawat yang positif, sulit sekali dia tidak menjadi positif. Di rumah sakit saja yang protokolnya demikian ketat, ada perawat, ada tenaga medis, ada dokter, bisa terpapar (apalagi di rumah),” kata Risma. ( Sumber Kompas TV).