Konstruktif.id – Aplikasi navigasi dan maps milik Google yakni Waze, berencana merumahkan 5 persen karyawannya secara global. Angka ini berkisar 30 karyawan dari total 555 karyawannya yang ada di seluruh dunia.
Melansir The Verge, Waze juga akan menutup beberapa kantornya di kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin untuk memfokuskan bisnisnya kembali di pasar tertentu.
Di Asia, kantor yang ditutup yakni di Malaysia dan Singapura, sementara di Amerika Selatan, Kolombia, Chili, dan Argentina adalah negara yang dipilih untuk ditutup Waze.
Waze menyebut bahwa PHK ini terjadi sebagian besar karena adanya pandemi, di mana jalan raya menjadi lebih kosong di seluruh dunia. Dengan ini, lebih sedikit orang yang menggunakan Waze untuk navigasi harian mereka. Tentu, hal ini membuat pemasukan iklan juga makin sedikit.
Aplikasi yang diakuisisi Google pada 2011 lalu ini telah mengalami penurunan baik pada pengguna aktif bulanan, serta kilometer jumlah penggunaan Waze untuk berkendara.
Penurunan terparah terjadi di Italia yakni 90 persen. Sementara di AS, penurunan mencapai 60 persen. Soal jumlah kilometer berkendara dengan Waze, secara keseluruhan turun drastis 70 persen.
Penurunan drastis juga terjadi di layanan Waze Carpool, aplikasi ride-sharing berkonsep ‘menumpang’ yang murni mengandalkan para pekerja kantoran di kota besar. Waze menyebut bahwa di 2020, pihaknya menargetkan 1 juta perjalanan tumpangan per bulannya, dan angka itu saat ini sangat-sangat jauh.
Waze sendiri mulai melihat pemulihan pengemudi saat orang-orang mulai bekerja kembali di bulan Juni.
Meski mealkukan PHK, karyawan yang dirumahkan tetap diberi tunjangan berupa gaji, pesangon, bonus, dan asuransi kesehatan hingga awal 2021. [K1]